Kamis, 11 April 2013

konsep dasar pembelajaran terpadu


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang menginput beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memperbaiki pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini merupakan model  yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar.
Pada umumnya peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas rendah berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Maka penggunaan pembelajaran terpadu dianggap cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran disekolah utamanya dikelas rendah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang membantu mengembangkan potensi peserta didik melalui proses belajar mengajar dalam hal ini guru kelas berperan penting. Pada kenyataannya masih banyak guru yang belum paham mengenai konsep pembelajaran terpadu sehingga pada penerapannyapun seringkali kurang maksimal. Oleh karena itu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran harus lebih ditingkatkan, guru hendaknya memahami dan menguasai pembelajaran terpadu sehingga diharapkan dengan pembelajaran terpadu tersebut guru dapat menumbuhkembangkan potensi anak.

B.       Identifikasi Perumusan Masalah
1.        Identifikasi Masalah
Pembelajaran terpadu cocok diterapkan disekolah utamanya pada pembelajaran dikelas rendah. Dalam penggunaannya tentu guru harus mengetahui konsep dasar pembelajaran terpadu terlebih dahulu. Agar ketika pembelajaran terpadu diterapkan hasilnya akan optimal.

2.         Perumusan Masalah
a.          Apa pengertian dari konsep dasar pembelajaran terpadu?
b.         Apa karakteristik dari pembelajaran terpadu?
c.          Apa prinsip-prinsip dari pembelajaran terpadu?
d.         Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu?

C.       Tujuan Penulisan Masalah
Makalah ini ditulis bertujuan untuk:
1.         Untuk mengetahui pengertian konsep dasar pembelajaran terpadu.
2.         Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran.
3.         Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari pembelajaran terpadu.
4.         Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu.

D.       Metode Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dengan metode studi pustaka. . Sumber pustaka yang dijadikan referensi berasal dari buku dan web internet.

E.        Manfaat atau Signifikansi Makalah
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca serta khususnya bagi penulis, yakni: dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru SD, dapat menunjang bahan mata kuliah Pembelajaran Terpadu, dapat memberikan pengetahuan bagi pendidik khusunya untuk guru SD tentang model pembelajaran terpadu. Serta penulis dapat menggali lebih dalam lagi wawasannya mengenai konsep dasar pembelajaran terpadu.




BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu sama lain, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning ( pembelajaran terpadu). “Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap” (Wolfinger, 1994: 133).
Rasional pemaduan itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
1.        Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk pengalaman belajar) bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami, mempelajari, dan memecahkannya diperlukan multi-skill.
2.        Adanya tuntunan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah.
3.        Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman antarkonteks.
4.        Demi efisiensi.
5.        Adanya tuntunan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, pembelajaran terpadu banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum sehingga anak dapat belajar menghubungkan proses da nisi pembelajaran sastra lintas disiplin dalam waktu yang bersamaan.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulumterpadu dan pembelajaran terpadu terletak pada segi perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran terpadu seharusnya bertolak dari kurikulum terpadu, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak kurikulum yang memisahkan mata pelajaran satu dengan lainnya menuntut pembelajaran yang sifatnya terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
“Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkan” (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai :
1.        Suatu pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
2.        Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan).
3.        Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.

Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran yang lainnya.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh psikologi Gestalt, termasuk teori piget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.
Di bawah ini beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1.        (Cohen dan Manion, 1992; Brand, 1991), mengemukakan bahwa terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest).

2.        Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
       Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.

B.        Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya :
1.         Berpusat pada anak (student centered).
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. Siswa dapat mencari tahu sendiri apa yang dia butuhkan.
2.         Memberi pengalaman langsung pada anak.
Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar memperoleh informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta serta informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
3.         Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak/dibatasi. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
4.      Lebih menekankan kebermaknaan dan pembentukan pemahaman.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dari kegiatan ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan apa yang diperoleh dari belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan siswa tersebut sehari-hari.
5.         Lebih mengutamakan proses daripada hasil
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan  discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampua siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus. Bila guru merasa kesulitan karena jumlah murid yang terlalu banyak guru bias meminta bantuan guru yang lain atau membagi-bagi anak dalam beberapa kelompok.
6.        Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

C.       Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Terdapat 4 macam prinsip pembelajaran terpadu, diantaranya :
1.         Prinsip penggalian tema
Pada prinsip ini hendaknya guru memilih tema yang akan digunakan dengan ketentuan seperti dibawah ini:
a.         Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi.
b.        Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c.         Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d.        Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak.
e.         Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar.
f.         Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat.
g.        Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2.         Prinsip pelaksanaan
        Pada prinsip ini guru diharapkan :
a.         Guru hendaknya jangan menjadi “single actor” yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
b.        Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok.
c.         Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.

3.         Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi / dampak pengiring yang penting  bagi perilaku siswa secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.



4.         Prinsip evaluasi
a.         Guru seharusnya lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya.
b.        Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak belajar.

D.       Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
1.         Kelebihan Pembelajaran Terpadu
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dikembangkan dalam bidang kajian, namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup.
Kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut :
a.         Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
b.        Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep.
c.         Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
d.        Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.
e.         Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
f.         Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
g.         Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

2.         Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Di samping kekuatan yang dikemukakan itu, model pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :
1.         Aspek Guru
Pembelajaran terpadu akan sulit diterapkan apabilan gurunya tidak memiliki wawasan luas, tidak  memiliki kreativitas tinggi, tidak memiliki keterampilan metodologis yang handal,dan tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, serta tidak memiliki keberanian untuk  mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2.        Aspek peserta didik
       Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif baik. Baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.


3.         Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Apabila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.         Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. Apabila guru tidak diberi kewenangan tersebut maka pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik belum tentu akan tercapai dengan maksimal.
5.         Aspek penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, apabila guru  tidak menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, serta tidak melakukan koordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda maka akan sulit menetapkan keberhasilan belajar peserta didik.
6.         Suasana pembelajaran
Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri. Apabila guru tidak memiliki kemampuan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik serta mudak dipahami oleh anak, tentu hal tersebut akan membuat anak menjadi bingung.

     Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran.

























BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya.
Jadi, pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan mengemukakan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.

B.        Saran
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu para pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar