BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan
yang menginput beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk
memperbaiki pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini
merupakan model yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu,
aspek materi belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar.
Pada umumnya peserta didik
yang berada pada sekolah dasar kelas rendah berada pada rentangan usia dini.
Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Mereka masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (berpikir
holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses
pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang
dialami secara langsung. Maka penggunaan pembelajaran terpadu dianggap cocok
untuk diterapkan dalam pembelajaran disekolah utamanya dikelas rendah.
Sekolah sebagai lembaga
pendidikan yang membantu mengembangkan potensi peserta didik melalui proses
belajar mengajar dalam hal ini guru kelas berperan penting. Pada kenyataannya
masih banyak guru yang belum paham mengenai konsep pembelajaran terpadu
sehingga pada penerapannyapun seringkali kurang maksimal. Oleh karena itu
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran harus lebih ditingkatkan, guru
hendaknya memahami dan menguasai pembelajaran terpadu sehingga diharapkan
dengan pembelajaran terpadu tersebut guru dapat menumbuhkembangkan potensi anak.
B. Identifikasi Perumusan Masalah
1.
Identifikasi Masalah
Pembelajaran
terpadu cocok diterapkan disekolah utamanya pada pembelajaran dikelas rendah.
Dalam penggunaannya tentu guru harus mengetahui konsep dasar pembelajaran
terpadu terlebih dahulu. Agar ketika pembelajaran terpadu diterapkan hasilnya
akan optimal.
2.
Perumusan Masalah
a.
Apa pengertian dari konsep dasar
pembelajaran terpadu?
b.
Apa karakteristik dari pembelajaran
terpadu?
c.
Apa prinsip-prinsip dari pembelajaran
terpadu?
d.
Apa kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran terpadu?
C. Tujuan Penulisan Masalah
Makalah
ini ditulis bertujuan untuk:
1.
Untuk mengetahui pengertian konsep dasar
pembelajaran terpadu.
2.
Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari
pembelajaran terpadu.
4.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari pembelajaran terpadu.
D. Metode Penulisan Makalah
Makalah ini
ditulis dengan metode studi pustaka. . Sumber pustaka yang dijadikan referensi
berasal dari buku dan web internet.
E.
Manfaat
atau Signifikansi Makalah
Makalah
ini diharapkan dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca serta khususnya bagi
penulis, yakni: dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa
calon guru SD, dapat menunjang bahan mata kuliah Pembelajaran Terpadu, dapat
memberikan pengetahuan bagi pendidik khusunya untuk guru SD tentang model
pembelajaran terpadu. Serta penulis dapat menggali lebih dalam
lagi wawasannya mengenai konsep dasar pembelajaran terpadu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Dasar
Pembelajaran Terpadu
Terdapat
dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan
ketergantungan satu sama lain, yaitu integrated curriculum (kurikulum
terpadu) dan integrated learning ( pembelajaran terpadu). “Kurikulum
terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan isi, keterampilan, dan sikap” (Wolfinger, 1994: 133).
Rasional
pemaduan itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
1.
Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk
pengalaman belajar) bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami,
mempelajari, dan memecahkannya diperlukan multi-skill.
2.
Adanya tuntunan interaksi kolaboratif yang
tinggi dalam memecahkan berbagai masalah.
3.
Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata
dan transfer pemahaman antarkonteks.
4.
Demi efisiensi.
5.
Adanya tuntunan keterlibatan anak yang tinggi
dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, pembelajaran
terpadu banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum
sehingga anak dapat belajar menghubungkan proses da nisi pembelajaran sastra
lintas disiplin dalam waktu yang bersamaan.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulumterpadu
dan pembelajaran terpadu terletak pada segi perencanaan dan pelaksanaannya.
Idealnya, pembelajaran terpadu seharusnya bertolak dari kurikulum terpadu,
tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak kurikulum yang memisahkan mata
pelajaran satu dengan lainnya menuntut pembelajaran yang sifatnya terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep
dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah mereka pahami.
“Fokus perhatian
pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha
memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkan” (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian
pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai :
1.
Suatu pembelajaran yang menghubungkan
berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak.
2.
Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan anak secara serempak (simultan).
3.
Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep
dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar
dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema
tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala
dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun
dari mata pelajaran yang lainnya.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
yang menolak proses latihan/hafalan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan
struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh psikologi
Gestalt, termasuk teori piget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah
bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan perkembangan anak.
Di bawah ini beberapa pengertian dari
pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran
terpadu diantaranya :
1.
(Cohen dan Manion, 1992; Brand, 1991),
mengemukakan bahwa terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang
berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan
progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu
(integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum
terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran
melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna
sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan
tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas
pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai
dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan
belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada
tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core
/ center of interest).
2.
Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu
adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai
bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan
kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep
pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita.
Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak
akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami.
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally
Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang
menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak.
Langkah
awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan
topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk
bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan
demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan
keputusan.
B.
Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli
(2003: 53) mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya :
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya :
1.
Berpusat pada anak (student centered).
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu
maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya
sesuai dengan perkembangannya. Siswa dapat mencari tahu sendiri apa yang dia
butuhkan.
2.
Memberi pengalaman langsung pada anak.
Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara
langsung pada konsep dan prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar
dengan melakukan kegiatan secara langsung sehingga siswa akan memahami hasil
belajarnya secara langsung. Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan
fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar memperoleh informasi dari
gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke
arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta
serta informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
3.
Pemisahan antara bidang studi tidak begitu
jelas.
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan
pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus,
tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak/dibatasi. Sehingga memungkinkan
siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada
gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada.
4. Lebih menekankan kebermaknaan dan pembentukan pemahaman.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam
aspek yang membentuk semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa,
sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa.
Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lain yang dipelajari siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan
belajar menjadi lebih bermakna. Dari kegiatan ini diharapkan dapat berakibat
pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan apa yang diperoleh dari belajarnya
pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan siswa tersebut
sehari-hari.
5.
Lebih
mengutamakan proses daripada hasil
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan
pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampua
siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus. Bila
guru merasa kesulitan karena jumlah murid yang terlalu banyak guru bias meminta
bantuan guru yang lain atau membagi-bagi anak dalam beberapa kelompok.
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Terdapat
4 macam prinsip pembelajaran terpadu, diantaranya :
1.
Prinsip penggalian tema
Pada prinsip ini hendaknya guru memilih tema yang akan digunakan
dengan ketentuan seperti dibawah ini:
a.
Tema hendaknya tidak terlalu
luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi.
b.
Tema harus bermakna artinya
bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk
belajar selanjutnya.
c.
Tema harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d.
Tema yang dikembangkan harus
mampu mewadahi sebagian besar minat anak.
e.
Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu
belajar.
f.
Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat.
g.
Tema yang dipilih hendaknya
juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2.
Prinsip pelaksanaan
Pada prinsip ini guru
diharapkan :
a.
Guru hendaknya jangan menjadi “single actor” yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
b.
Pemberian tanggung jawab
individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerjasarna kelompok.
c.
Guru perlu akomodatif
terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses
perencanaan.
3.
Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi / dampak pengiring yang
penting bagi perilaku siswa secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan
pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “
yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan yang utuh
dan bermakna.
4.
Prinsip evaluasi
a.
Guru seharusnya lebih
memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya.
b.
Guru perlu mengajak siswa
untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak belajar.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Terpadu
1.
Kelebihan
Pembelajaran Terpadu
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dikembangkan
dalam bidang kajian, namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan
dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah
satu contoh yang dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat
mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan
untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang
terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya
dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup.
Kelebihan
dari pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut :
a.
Dengan
menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena
beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga
dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
b.
Peserta
didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep.
c.
Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta
didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih
luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
d.
Pembelajaran terpadu menyajikan
penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi
IPA.
e.
Motivasi
belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
f.
Pembelajaran
terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara
pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga
pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan
materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
g.
Akan
terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan
narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata,
dan dalam konteks yang lebih bermakna.
2.
Kelemahan
Pembelajaran Terpadu
Di
samping kekuatan yang dikemukakan itu, model pembelajaran terpadu juga memiliki
kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang
cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan
dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu
memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :
1.
Aspek Guru
Pembelajaran terpadu
akan sulit diterapkan apabilan gurunya tidak memiliki wawasan luas, tidak memiliki kreativitas tinggi, tidak memiliki keterampilan
metodologis yang handal,dan tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, serta
tidak memiliki keberanian untuk mengemas
dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian
tertentu saja.
2.
Aspek peserta didik
Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif baik. Baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif
dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka
penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3.
Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran terpadu
memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah
pengembangan wawasan. Apabila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.
Aspek kurikulum
Kurikulum
harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik
(bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan
dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik. Apabila guru tidak diberi kewenangan tersebut maka pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik belum tentu akan tercapai dengan maksimal.
5.
Aspek penilaian
Pembelajaran
terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu
menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, apabila guru tidak menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan
penilaian dan pengukuran yang komprehensif, serta tidak melakukan koordinasi
dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda maka
akan sulit menetapkan keberhasilan belajar peserta didik.
6.
Suasana pembelajaran
Pembelajaran
terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya
bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah tema, maka
guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut
sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu
sendiri. Apabila guru tidak memiliki kemampuan menciptakan suasana pembelajaran
yang menarik serta mudak dipahami oleh anak, tentu hal tersebut akan membuat
anak menjadi bingung.
Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung
beberapa kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam
implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih
lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama
antara guru bidang kajian terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini
ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik yaitu : berpusat
pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian
pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi
dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran
terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
Salah satu keterbatasan
yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi.
Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk,
tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi
pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses
dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian
pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya.
Jadi, pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan mengemukakan konsep
serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
B.
Saran
Masalah
pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu
para pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model
pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas
yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar